Pada tahun 2022, di saat pandemi Covid-19 mengurung orang-orang untuk tetap berdiam diri di dalam rumah. Jalanan begitu lengang sebab tak ada kendaraan yang melintas. Langit seakan jernih lagi, tak ada polusi seperti sebelumnya. Sejumlah tokoh besar dari industri hiburan dan olah raga menggandrungi sesuatu dalam bentuk digital. Pesepak bola asal Brazil, kala itu masih membela Paris Saint Germain (PSG), Neymar Jr. tiba-tiba mengganti foto profil akun Twitternya dengan menggunakan foto gambar kera. Kemudian, rapper Snoopdog dan Eminem, dan penyanyi Justin Bieber, turut mengganti foto profil mereka dengan gambar serupa dengan model gambar kera dalam seri lain. Saat itulah muncul fenomena baru yang disebut NFT.
Mungkin orang tidak akan langsung mengerti kenapa gambar JPEG atau GIF bisa dihargai demikian tinggi sebagaimana yang terjadi dengan potret wajah datar Ghozali Everyday atau Ghozali Ghozalu yang fenomenal di Indonesia pada 2022 lalu. Pertanyaan serupa juga ditujukan pada kemunculan koleksi gambar kera Bored Ape Yacht Club (BAYC) dan gambar piksel 3D CryptoPunks yang dihargai miliaran rupiah kian membuat bingung publik. Kebingungan itu kian bertambah besar karena untuk membeli satu gambar BAYC atau CryptoPunks saja harus menggunakan alat transaksi dalam bentuk mata uang kripto yakni Ethereum (ETH).

Neymar pajang NFT BAYC di profil picture-nya. (Dok. X)
Itulah NFT (Non-Fungbile Tokens), model seni baru dalam bentuk digital yang menggunakan teknologi baru, sebuah buku besar digital terdistribusi yang mencatat seluruh transaksi secara permanen yang biasa disebut blockchain. NFT dikembangkan di atas jaringan Ethereum. Non-Fungible Tokens (NFT) adalah salah satu fenomena paling menarik di dunia teknologi saat ini.
NFT adalah aset digital unik dan tidak dapat ditukar, yang dapat merepresentasikan apa saja mulai dari seni, musik, video, game, hingga aset dunia nyata. NFT beroperasi di atas teknologi blockchain, yang menjamin keaslian, kepemilikan, dan transparansi aset digital tersebut.
Salah satu pelopor di bidang NFT adalah Unstoppable Domains, platform web3 yang memungkinkan pengguna untuk membuat dan mengelola domain web terdesentralisasi, yang juga dalam bentuk NFT. Unstoppable Domains tidak hanya memberikan kebebasan dan kontrol penuh kepada pengguna atas identitas dan konten mereka di internet, tetapi juga memfasilitasi pembayaran kripto yang mudah dan murah melalui alamat domain berbasis blockchain.
Sandy Carter, Chief Operating Officer Unstoppable Domains, membagikan pandangannya mengenai arah NFT dan tantangan yang dihadapinya di dalam ekonomi digital di masa mendatang. Ia juga memberikan gambaran komprehensif soal NFT, terutama dalam hal adopsi oleh masyarakat umum dan integrasi seni digital di berbagai industri.
Real World Asset (RWA)
Pada akhirnya, aset nyata seperti gedung, rumah, tanah, mobil, dan sebagainya akan hadir dalam bentuk digital. Atau dibuatkan dalam versi digitalnya dalam bentuk NFT maupun token yang mewakili aset riil. Menurut Carter, NFT memiliki potensi tak terbatas untuk mengubah berbagai sektor, dengan menawarkan solusi yang lebih efisien, inovatif, dan inklusif. Salah satu bidang yang menjanjikan adalah tokenisasi aset dunia nyata (RWA), yang diharapkan akan berkembang menjadi industri triliunan dolar. Tokenisasi RWA adalah proses mengubah hak kepemilikan atau klaim atas aset fisik menjadi token digital yang dapat diperdagangkan di pasar terdesentralisasi.
Contoh menarik dari tokenisasi RWA adalah proyek Women Rise NFT oleh Maliha Abidi, seorang seniman dan aktivis Pakistan yang tinggal di Inggris. Proyek ini mendukung keberagaman dan inklusi, dengan merepresentasikan perempuan dari berbagai profesi, latar belakang, dan budaya, serta advokasi untuk pendidikan perempuan. Proyek ini juga menggabungkan elemen RWA, dengan memberikan kesempatan kepada pemegang NFT untuk mendapatkan potret fisik dari koleksi seni digital tersebut.
Inisiatif semacam ini membuktikan kapasitas NFT untuk menawarkan utilitas dan dampak positif dalam kehidupan nyata, bukan hanya sebagai barang koleksi atau investasi. Carter menekankan bahwa NFT dapat memberdayakan individu dan komunitas, dengan memberikan akses yang lebih luas, transparan, dan melibatkan mereka dalam ekonomi digital.
Banyak yang masih melihat NFT sebagai aset spekulatif dengan manfaat terbatas, dipengaruhi oleh kenaikan dan penurunan nilai NFT yang dramatis pada tahun 2020-2021.
Kendati memiliki potensi besar, perjalanan NFT sejak kemunculannya pada 2020 tidak begitu mulus. Ia harus menghadapi tantangan, terutama dalam persepsi publik. Banyak yang masih melihat NFT sebagai aset spekulatif dengan manfaat terbatas, dipengaruhi oleh kenaikan dan penurunan nilai NFT yang dramatis pada tahun 2020-2021. Pada bulan Maret 2021, pasar NFT mencapai puncaknya dengan volume transaksi sebesar $228 juta (Rp3,2 triliun), tetapi kemudian turun menjadi $84 juta (Rp1,2 triliun) pada bulan Juli 2021, menurut data dari DappRadar.
Namun, Carter berpendapat bahwa NFT bukanlah tren sesaat, tetapi merupakan bagian dari revolusi digital yang lebih besar. Ia menunjukkan bahwa merek global seperti Nike, Starbucks, Porsche, dan lainnya sekarang terlibat dalam ruang NFT, memberikan kredibilitas dan membentuk kembali lanskap “phygital” (fisik dan digital) melalui koleksi digital dan program loyalitas. Misalnya, Nike telah mengajukan paten untuk CryptoKicks, sebuah sistem yang memungkinkan pengguna untuk membuat, membeli, dan menjual sepatu olahraga digital yang juga merupakan NFT. Starbucks juga telah meluncurkan program NFT berbasis kopi, yang memberikan penghargaan kepada pelanggan setia dengan token digital yang dapat ditukarkan dengan produk atau layanan.
Tokenisasi aset dunia nyata adalah lahan baru yang masih subur, yang menarik perhatian di World Economic Forum 2024 yang digelar di Davos pada pertengahan Janauri kemarin. Tokenisasi aset diklaim dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi di berbagai sektor, mulai dari tata kelola ruang hingga pertanian, dengan menawarkan peluang investasi baru dan meningkatkan keamanan di dunia yang semakin digital. Misalnya, tokenisasi tanah dapat mempermudah proses kepemilikan, transfer, dan pembiayaan properti, dengan menghilangkan birokrasi, biaya, dan risiko penipuan. Tokenisasi tanaman dapat memberikan insentif kepada petani untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen, dengan memberikan akses ke pasar global dan modal.
