Connect with us

Hi, what are you looking for?

Mining

Persaingan Dua Raksasa Perusahaan Mining Bitcoin Jelang Halving

Fasilitas penambangan Bitcoin yang terdiri dari ribuan rig mining. (Dok. Criptonoticias)

Menambang Bitcoin (BTC) ibarat ‘menambang’ emas digital dari ruang maya. Para penambang Bitcoin berlomba-lomba mengamankan jaringan dengan memecahkan algoritma matematika yang kompleks. Proses penambangan dilakukan dengan menggunakan rig mining yaitu mesin penambangan yang terdiri dari sekumpulan Graphic Card Unit (GPU) dengan kemampuan tinggi seperti GeForce RTX 3090 atau AMD Radeon RX 5700XT.

Setiap kali mereka berhasil menyelesaikan ‘blok’ baru, mereka mendapat hadiah dalam bentuk Bitcoin. Sebelum halving, hadiah per blok sebesar 6,25 Bitcoin. Namun, setelah halving bitcoin yang diperkirakan terjadi pada April mendatang, hadiah akan dipangkas setengahnya menjadi 3,125 BTC. Saat ini satu Bitcoin diperdagangkan di harga Rp1,1 miliar.

Proses mining tidak hanya memastikan transaksi Bitcoin tetap aman dan terverifikasi dengan benar, tetapi juga menciptakan Bitcoin baru yang belum beredar di pasar. Tapi sayangnya, kegiatan ini membutuhkan jumlah energi yang sangat besar, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang dampak lingkungan dari penambangan Bitcoin. Kendati demikian, banyak penambang telah beralih ke sumber energi terbarukan. Ini ditujukan untuk mengurangi jejak karbon dan menjadikan industri ini lebih berkelanjutan.

Industri penambangan Bitcoin dikenal sangat kompetitif. Ada dua nama besar perusahaan raksasa mining BTC, Riot Platforms dan CleanSpark. Keduanya tengah berlomba meningkatkan hash rate mereka.

Apa Itu Hashrate?

Hashrate adalah ukuran kecepatan di mana perangkat penambangan menyelesaikan operasi hashing yang diperlukan dalam proses mining cryptocurrency. Dinyatakan dalam hash per detik (H/s) dan variasinya seperti kilohash (KH/s), megahash (MH/s), gigahash (GH/s), terahash (TH/s), dan seterusnya. Semakin tinggi hashrate, semakin banyak hash yang dapat dihasilkan per detik, yang berarti peningkatan kemungkinan untuk menemukan blok berikutnya dan menerima hadiah mining.

Untuk memahami hashrate lebih detail lagi, mari kita bayangkan hashrate seperti kecepatan seorang penambang yang sedang menggali emas. Di dunia mining kripto, hashrate adalah ukuran seberapa cepat penambang ini bisa menggali untuk menemukan ’emas’ digital, atau dalam hal ini, cryptocurrency.

Jadi, jika penambang memiliki hashrate yang tinggi, itu berarti dia menggali dengan sangat cepat, seperti memiliki banyak sekop dan bisa menggali banyak lubang dalam satu detik. Ukuran hashrate seperti kilohash, megahash, dan seterusnya, hanya menunjukkan seberapa besar ‘sekop’ yang dia gunakan—semakin besar angkanya, semakin besar ‘sekopnya’, dan semakin cepat dia bisa menemukan ’emas’.

Dalam proses penambangan, semakin cepat penambang menemukan ’emas’, semakin besar kesempatannya untuk mendapatkan hadiah. Jadi, hashrate yang tinggi serupa dengan memiliki tiket emas untuk menemukan harta karun dengan cara yang lebih cepat dari yang lain.

Baca Juga: Menambang Bitcoin: Apa itu dan Bagaimana Cara Mulai Mining BTC?

Berlomba Memborong Rig Mining

Riot Platforms baru-baru ini mengumumkan pembelian 31.500 rig mining dari produsen mesin penambangan MicroBT senilai $97,4 juta (sekitar Rp1,4 triliun). Riot ingin meningkatkan kapasitas hashrate pertambangannya sendiri yang berlokasi di Rockdale, Texas. Perusahaan tersebut berambisi meningkatkan hashrate dari 12,4 exahashes per detik (EH/s) menjadi 15,1 EH/s pada akhir Juli.

Sementara itu, CleanSpark telah menyelesaikan akuisisi tiga fasilitas mining Bitcoin di Mississippi sebagai bagian dari kesepakatan tunai senilai $19,8 juta (sekitar Rp283,2 miliar). Pembelian ini diharapkan dapat memperluas hashrate operasional mereka sekitar 2,4 EH/s. Langkah-langkah strategis ini dilakukan menjelang halving Bitcoin yang terjadi pada bulan Apri. Halving merupakan peristiwa di mana hadiah per blok bagi para penambang akan turun dari 6,25 BTC menjadi 3,125 BTC. Pemangkasan hadiah bagi para penambang memberikan tekanan tersendiri dari segi keuangan perusahaan.

CEO Riot, Jason Les, menyatakan bahwa mengganti “mesin-mesin yang kurang efisien” adalah langkah penting untuk mempersiapkan peristiwa halving. Louise Abbott, mitra yang fokus pada kripto di Keystone Law, menekankan bahwa faktor-faktor seperti biaya energi yang rendah dan peralatan yang efisien akan menentukan kesuksesan penambang Bitcoin. Peristiwa Halving Bitcoin akan memperketat persaingan perusahaan mining Bitcoin.

Riot Platforms sendiri memiliki target hashrate baru sebesar 31 EH/s pada akhir 2024 dan berencana untuk terus membangun fasilitas mereka di Corsicana, Texas. Sebelumnya, pada bulan Desember 2023, mereka juga mengungkapkan pembelian 66.000 mesin penambangan senilai $290,5 juta (sekitar Rp4,1 triliun) dan memiliki opsi untuk meningkatkan pembelian rig mining hingga 265.000 mesin MicroBT lainnya.

CleanSpark, di sisi lain, telah memasang rig mining terbaru. CEO Zach Bradford CleanSpark berusaha keras untuk menambah hashrate secepat mungkin. Sementara itu, para analis dari perusahaan kripto yang didirikan oleh Mike Novograts, Galaxy Digital, memprediksi bahwa hingga 20% hashrate jaringan dari delapan model penambangan bisa tidak terpakai lagi setelah halving karena mesin-mesin tersebut tidak lagi memberikan keuntungan pasca dipangkasnya reward Bitcoin.

Cerita mining Bitcoin berlanjut: Ketika Cuaca Ekstrem Memaksa Penambang Bitcoin Jual 10.233 BTC

You May Also Like

Kriptopedia

Setelah menunggu lebih dari 5 tahun, tepatnya pada tahun 2019, Pi Network akhirnya akan meluncurkan mainnet-nya pada 20 Februari 2025 mendatang. Ketahui fakta menarik...