Connect with us

Hi, what are you looking for?

Mining

Ketika Cuaca Ekstrem Memaksa Penambang Bitcoin Jual 10.233 BTC

Seorang penambang sedang memperbaiki rig mining. (Dok. Partako)

Sejak beratus tahun manusia menambang emas dengan menggali hingga ke bagian terdalam bumi. Emas, batu mulia yang memiliki pasokan terbatas, diburu berbagai orang di dunia. Yang ada di benak kita adalah seseorang mengenakan topi konstruksi dengan lampu menempel di bagian atasnya. Memasuki lorong-lorong gelap dengan beberapa penyangga dari kayu. Kemudian, perangkat detektor logam selalu diarahkan ke bagian-bagian lekuk tanah untuk mendeteksi keberadaan emas. Namun, mari berhenti sejenak membayangkan para penambang emas.

Gambaran tersebut mulai berubah seiring munculnya emas baru dalam bentuk digital, Bitcoin. Emas baru ini tidak tersimpan di perut bumi, tidak digali dengan alat-alat berat. Yang diperlukan hanya perangkat komputer, VGA, jaringan internet, dan dompet penyimpanan digital.

Penambang Bitcoin, atau miners, adalah orang-orang yang menggunakan komputer canggih untuk memverifikasi transaksi dan menciptakan bitcoin baru. Aktivitas para penambang sangat memengaruhi pasokan dan permintaan bitcoin, serta harga dan profitabilitasnya. Bitcoin sendiri memiliki pasokan terbatas yaitu 21 juta BTC. Saat ini, Bitcoin beredar sebanyak 19,61 juta BTC. Sisanya, dihasilkan dari penambang Bitcoin.

Menurut data dari CryptoQuant, sebuah perusahaan analitik blockchain, para penambang Bitcoin baru-baru ini menjual sejumlah besar Bitcoin hasil penambangan mereka di pasar. Pada 17 Januari 2024, cadangan penambang Bitcoin turun sebanyak 10.233 BTC, setara dengan sekitar $450 juta pada harga saat itu.

Penjualan ini berlangsung ketika harga Bitcoin sedang naik-naiknya, seiring rencana persetujuan produk investasi baru, ETF Bitcoin Spot, dari SEC. Harga Bitcoin sempat menembus $42.000 hingga $43.000 awal Januari. Biasanya, para penambang menjual koin mereka untuk mengisi kas individu atau perusahaan untuk keperluan tertentu. Para penambang juga kerap menanti momentum di saat harga Bitcoin melambung, mereka bersiap menjualnya.

Namun, penjualan Bitcoin kali ini berbeda. Penjualan ini menunjukkan adanya tekanan dari faktor eksternal, seperti cuaca dingin ekstrem yang melanda sebagian besar kawasan Amerika Serikat, khususnya Texas.

Cuaca dingin ekstrem menyebabkan sejumlah fasilitas penambangan besar di Texas mematikan sebagian operasinya untuk memastikan pasokan energi bagi negara bagian Texas. Hal ini berdampak pada penurunan hash rate Bitcoin, yaitu ukuran kekuatan komputasi jaringan, yang turun ke level terendahnya sejak Oktober, sekitar 400 eksahash per detik.

“Hash rate Bitcoin turun di bawah rata-rata 30 hari karena penambang Bitcoin di seluruh AS memulihkan energi,” kata Denis Porter, pendiri Satoshi Action Fund, organisasi nirlaba yang ditujukan untuk membela para penambang Bitcoin di AS.

Tidak hanya cuaca ekstrem, peristiwa halving Bitcoin juga menjadi faktor pendorong perusahaan penambang melepas Bitcoin mereka. Halving Bitcoin adalah peristiwa yang terjadi setiap empat tahun sekali, ketika imbalan yang didapat oleh penambang untuk setiap blok yang ditambang dikurangi setengahnya.

Halving ini bertujuan untuk mengontrol inflasi Bitcoin, yang memiliki jumlah maksimal 21 juta koin. Halving Bitcoin berikutnya diperkirakan akan terjadi pada April atau Mei 2024, ketika imbalan akan turun dari 6,25 BTC per blok menjadi 3,125 BTC.

Halving Bitcoin biasanya berdampak positif pada harga Bitcoin, karena mengurangi pasokan koin baru yang masuk ke pasar, sementara permintaan tetap tinggi atau meningkat. Namun, halving juga berarti biaya produksi Bitcoin meningkat, sehingga para penambang harus mencari cara untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya operasional.

Beberapa perusahaan penambangan Bitcoin, seperti Riot, TeraWulf, dan CleanSpark, telah berinvestasi pada peralatan dan teknologi yang lebih canggih dan hemat energi untuk menghadapi halving Bitcoin. Mereka berharap dapat mempertahankan atau meningkatkan profitabilitas mereka di tengah persaingan yang semakin ketat.

You May Also Like

Kriptopedia

Setelah menunggu lebih dari 5 tahun, tepatnya pada tahun 2019, Pi Network akhirnya akan meluncurkan mainnet-nya pada 20 Februari 2025 mendatang. Ketahui fakta menarik...