Connect with us

Hi, what are you looking for?

Koin

SLERF: Dari Presale yang Sukses Hingga Kesalahan Burning Token

slerf-token-kripto
SLERF token yang sukses saat presale. (Dok. Cryptometer)

Pasar aset kripto tak pernah sepi dari pemberitaan, banyak hal terjadi dalam beberapa bulan terakhir mulai dari kenikan harga Bitcoin yang tembus Rp1 miliar per koin hingga yang terbaru kesuksesan presale memecoin SLERF. Namun, kesuksesan tersebut berujung kesalahan fatal dilakukan pengembang token SLERF.

Mulanya, SLERF muncul sebagai bintang baru di langit memecoin. Koin meme dengan ikon hewan sloth ini, yang beroperasi di jaringan Solana, telah mencuri perhatian dengan pengumpulan dana presale sebesar $10 juta (sekitar Rp157,75 miliar) dalam waktu singkat. Sayangnya, kesalahan fatal yang dilakukan oleh pengembangnya telah mengubah narasi kesuksesan menjadi pelajaran berharga.

Pada hari Senin, 18 Maret 2024, awalnya SLERF diharapkan dapat mengguncang pasar, apalagi setelah kenaikan Book of Meme (BOME) hingga 350%. BOME juga sebelumnya telah membuka presale token dan laris manis di pertukaran kripto terdesentralisasi atau DEX.

Mengikuti kesuksesan BOME, token SLERF berhasil menarik perhatian dengan penjualan dini yang mengesankan. Keberhasilan ini tidak hanya meningkatkan popularitas SLERF tetapi juga mendorong harga token SOL Solana melewati angka $200 (sekitar Rp3,1 jutaan) untuk pertama kalinya sejak November 2021.

Namun, kegembiraan ini tidak bertahan lama. Dalam sebuah insiden yang tidak terduga, pengembang SLERF melakukan kesalahan yang sangat fatal: mereka secara tidak sengaja mengirimkan semua dana yang terkumpul ke alamat pembakaran—sebuah alamat yang tidak dapat diakses oleh siapa pun. Akibatnya, dana sebesar $10 juta (sekitar Rp157,75 miliar) lenyap begitu saja.

Informasi saja, pembakaran token atau biasa dikenal sebagai “token burning” adalah mekanisme untuk mengontrol pasokan token dengan cara melenyapkan sebagian token dari peredaran. Proses ini ditujukan untuk meningkatkan keamanan jaringan sekaligus mendongkrak nilai token karena semakin sedikit semakin deflatif.

Meskipun demikian, SLERF tetap mencatatkan beberapa pencapaian penting pasca-presale. Token ini berhasil terdaftar di beberapa bursa kripto, mencatatkan volume perdagangan yang mencengangkan sebesar $1,7 miliar (sekitar Rp26,81 triliun), dan menarik ribuan pemegang unik hanya dalam hitungan jam setelah peluncurannya.

Insiden fatal SLERF mengingatkan kita pada kompleksitas dan risiko yang melekat dalam investasi kripto, terutama dalam fase presale. Kesalahan yang tampaknya kecil dapat memiliki konsekuensi yang besar, dan dalam kasus SLERF, konsekuensi tersebut adalah hilangnya dana yang signifikan. Meski begitu, komunitas kripto telah menunjukkan ketahanannya, dan SLERF masih memiliki potensi untuk bangkit kembali, meskipun dengan cara yang tidak bisa diduga.

 

 

You May Also Like

Kriptopedia

Setelah menunggu lebih dari 5 tahun, tepatnya pada tahun 2019, Pi Network akhirnya akan meluncurkan mainnet-nya pada 20 Februari 2025 mendatang. Ketahui fakta menarik...