Siapa yang pernah mengira bahwa sesuatu di masa lampau bisa melompat jauh ke masa depan? Melewati lorong waktu, tak terkekang olehnya, langgeng dan bahkan tetap eksis hingga saat ini.
Dengan gagasan dan ide-ide yang semakin berkembang serta adanya dukungan teknologi yang melampaui ketidakmungkinan, kini hampir semuanya bisa diwujudkan. Ambillah contoh misal, orang-orang zaman dahulu bertukar kebutuhan dalam barter dan akhirnya berubah ke fase jual beli dengan mata uang.
Tak sampai di situ saja, mata uang kini jauh lebih berkembang lagi, berada dalam jaringan blockchain: bebas, tak terikat dan transparan. Agaknya, itulah yang kini dipahami oleh Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, atau yang lebih dikenal dengan Keraton Solo.
Keraton Solo, yang kental dengan tradisionalitas kerajaan, tak menutup mata pada uluran tangan masa depan dengan meluncurkan mata uang digital atau token kripto. Tak melupakan masa lalu pula, ia dinamai Masa, sebuah singkatan dari Mataram Surakarta, nama yang diambil dari koin emas Kerajaan Mataram pada masa lampau.
Masa menjadi salah satu bentuk inovasi dan pembuktian yang dilakukan oleh Keraton Solo untuk membangun ekosistem digital yang disebut dengan Deksa (Digital Ecosystem of Keraton Surakarta).
Dengan Deksa, Keraton Solo berharap dapat mempromosikan warisan budaya dan sejarahnya ke seluruh dunia, seakan tak mau ia hilang begitu saja ditelan dan digilas angin zaman. Selain itu, Keraton Solo juga ingin menunjukkan bahwa mereka tidak hanya hidup di masa lalu, tetapi juga mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan hidup di masa depan.
“Keraton Solo tak mau lagi terlelap dengan keagungan masa lalu saja. Kami para generasi penerus keraton terus membangun peradaban Keraton supaya berjaya di kancah internasional,” ujar Raja Keraton Solo, Paku Buwono XIII K.G.P.H Hangabehi, saat peluncuran token Masa di Museum Keraton Solo, Sabtu (20/1/2024).
Masa memiliki nilai yang didukung oleh aset nyata atau real-world asset (RWA). Aset-aset ini meliputi koleksi Museum Keraton Solo, agenda rutin Keraton Solo, dan merchandise yang berupa digitalisasi dan miniatur dari aset keraton. Salah satu contoh merchandise yang akan dipasarkan adalah miniatur kereta milik Sunuhun yang berada di Alun-alun Selatan.
Untuk menjual dan menyebarkan token Masa ini, Keraton Solo bekerja sama dengan Creaton Solo Studio, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Menurut CEO Creaton Solo Studio, Dendiawan Hendarto, penjualan token Masa dilakukan dalam dua tahap.
Tahap pertama adalah pre-sale, yang berlangsung dari 20 Januari hingga 8 Februari 2024 dengan harga Rp1 per token. Tahap kedua adalah public sale, yang akan dilakukan pada Februari 2024 melalui platform decentralized exchange (DEX) dan centralized exchange (CEX) Indonesia dengan harga Rp1,2 per token.
Dendiawan menambahkan bahwa Keraton Solo dan Creaton Solo Studio sangat memperhatikan aspek keamanan dan legalitas dalam menjalankan proyek token Masa. Mereka telah menggandeng Uppsala Security, sebuah perusahaan yang menyediakan layanan keamanan siber untuk aset kripto. Uppsala Security akan membantu mencegah penipuan, pencucian uang, dan pendanaan terorisme yang berhubungan dengan token Masa.
Selain itu, Keraton Solo juga berkomitmen untuk menjaga stabilitas nilai token Masa dengan mengalokasikan sebagian dari pendapatan yang diperoleh dari penjualan merchandise, acara, dan kunjungan sebagai investasi untuk menambah pool liquidity token Masa. CTO Creaton Solo Studio, Djodi Hendarto, mengatakan bahwa valuasi 100 miliar token Masa didasarkan pada potensi pasar dan permintaan yang ada.
Dengan meluncurkan token Masa, Keraton Solo berharap dapat menarik minat masyarakat luas untuk mengenal dan menghargai khazanah budaya dan sejarahnya. Masa juga diharapkan dapat menjadi alternatif investasi yang menarik dan menguntungkan bagi para pengguna aset kripto. Dengan demikian, Keraton Solo dapat menunjukkan eksistensi dan relevansinya di era digital.
