Aset kripto unggulan, Bitcoin (BTC), diprediksi akan mengalami momen penentunya saat mendekati pemangkasan hadiah penambangan (peristiwa ini biasa disebut Halving Bitcoin) keempatnya pada tahun 2024, tepatnya pada bulan April mendatang.
Apa Itu Halving Bitcoin?
Dalam dunia cryptocurrency, halving Bitcoin adalah peristiwa penting yang terjadi setiap empat tahun sekali, di mana hadiah blok untuk penambang Bitcoin dipotong menjadi setengah. Proses ini dirancang untuk mengurangi laju inflasi Bitcoin dengan membatasi pasokan baru yang masuk ke dalam sistem.
Pemangkasan hadiah penambang per blok ini menciptakan dampak signifikan terhadap dinamika penawaran dan permintaan di pasar kripto. Ini seringkali memicu spekulasi pasar dan pergerakan harga. Sebagai mekanisme yang tertanam dalam protokol Bitcoin, halving ini memastikan bahwa total pasokan Bitcoin tidak akan pernah melebihi 21 juta, menjaga kelangkaan dan nilai jangka panjangnya.
Halving Bitcoin Menurut Coinbase
Menurut salah satu bursa kripto terbesar di AS, Coinbase, investor perlu diingatkan akan potensi volatilitas yang meningkat dan disarankan untuk bertindak dengan kehati-hatian.
Dengan hanya 33 hari tersisa menuju pemangkasan hadiah penambangan Bitcoin yang keempat, peristiwa ini menjadi fokus utama bagi para investor dan pelaku pasar. Coinbase menekankan pentingnya memahami pola historis dengan bijak, di tengah perubahan dinamika pasar aset kripto yang dinamis dan pengaruh yang semakin meningkat dari produk investasi Bitcoin berbasis spot (ETF Bitcoin spot).
Bursa tersebut menguraikan dampak signifikan dari ETF Bitcoin spot Amerika Serikat dalam mengubah dinamika pasar Bitcoin, yang menciptakan fondasi baru bagi permintaan. Dilansir CoinSpeaker, perkembangan ini menandai perbedaan dari siklus-siklus sebelumnya, dengan karakteristik dan dampak yang berbeda pada siklus saat ini.
Coinbase mengungkapkan optimisme terhadap tren harga saat ini, yang mereka anggap sebagai awal dari periode kenaikan harga (bull run) yang lebih panjang. Mereka berpendapat bahwa kenaikan harga Bitcoin lebih lanjut diperlukan untuk menciptakan keseimbangan antara pasokan dan permintaan.
Harga Bitcoin baru-baru ini mencapai puncak tertinggi sepanjang masa di atas $73.000 atau sekitar Rp1,1 miliar, namun mengalami fluktuasi di tengah kondisi makroekonomi global yang berubah-ubah. Selama akhir pekan, harga Bitcoin sempat turun di bawah $65.000 (Rp1,02 miliar) sebelum kembali pulih ke kisaran $68.000 (Rp1,07 miliar).
Pemangkasan hadiah penambangan yang akan datang di jaringan Bitcoin menawarkan tantangan sekaligus peluang bagi para penambang. Meskipun pemangkasan hadiah mengurangi hadiah blok, faktor-faktor seperti potensi kenaikan harga Bitcoin dan biaya transaksi yang lebih tinggi bisa membantu menyeimbangkan penurunan pendapatan.
Peringatan Analis Kripto Jelang Halving
Akan tetapi, para analis mengingatkan investor agar berhati-hati. Menjelang pemangkasan hadiah penambangan bulan depan, yang diikuti oleh kenaikan harga yang signifikan, investor disarankan untuk tidak terburu-buru dalam mengambil posisi baru.
Bitcoin dilaporkan berada di ambang memasuki apa yang disebut analis sebagai “Area Genting”, hanya beberapa hari sebelum pemangkasan hadiah penambangan. Analis kripto Rekt Capital menyoroti fenomena ini dalam tulisan terbarunya pada tanggal 17 Maret.
“Bitcoin akan resmi memasuki ‘Area Genting’ dalam dua hari, di mana penurunan harga pra-pemangkasan hadiah penambangan historis biasanya dimulai,” ujar Rekt Capital.
Secara historis, Bitcoin telah mengalami penurunan harga antara 14 hingga 28 hari sebelum pemangkasan hadiah penambangan, menurut Rekt Capital. Pada tahun 2016, mata uang digital ini mengalami penurunan sebesar 40% selama periode tersebut, diikuti oleh penurunan 20% pada tahun 2020.
Optimisme Para Pakar
Di sisi lain, beberapa pakar pasar tetap optimis terhadap masa depan Bitcoin. Dalam sebuah acara di Bangkok pada tanggal 17 Maret, CEO Binance Richard Teng menyampaikan pandangan positifnya terhadap Bitcoin. Teng memperkirakan bahwa harga Bitcoin akan melonjak melewati $80.000 atau setara Rp1,2 miliar pada akhir tahun, seperti yang dilaporkan oleh Bloomberg.
Kendati yakin bahwa Bitcoin memiliki potensi untuk melebihi $80.000, Teng mengingatkan bahwa perjalanan menuju sana tidak akan lancar. Ia menekankan bahwa meskipun ada pembatasan pasokan dan permintaan yang berkelanjutan, harga Bitcoin dan pasar kripto mau tidak mau mesti menghadapi fluktuasi harga yang tak terhindarkan lagi.
